Dapur MBG yang baik menjadi salah satu faktor penting keberhasilan Program Makan Bergizi (MBG). Petugas merancang dan mengelola dapur sesuai standar agar setiap sajian makanan yang tersaji untuk siswa aman, higienis, dan bergizi.
Selain itu, dapur yang baik juga mendukung efisiensi proses pengolahan, meminimalkan risiko kontaminasi, serta membantu sekolah atau lembaga mitra MBG menjalankan program dengan lancar.
Ciri-ciri Dapur MBG yang Baik
1. Alur Kerja Tertib Higienis
Dapur MBG yang baik memisahkan area kotor serta bersih secara jelas. Petugas menerima bahan mentah di zona khusus, mencucinya di area terpisah, menyiapkannya di tengah alur, lalu memasaknya di zona terpisah sebelum disajikan. Alur satu arah mencegah kontaminasi silang serta meningkatkan efisiensi proses. Adapun alur kerja tersebut, seperti di bawah :
- Zona Penerimaan Bahan Mentah – Petugas menempatkan semua bahan mentah pertama kali di Zona Penerimaan Bahan Mentah agar bisa memeriksa kualitasnya sebelum masuk dapur.
- Area Pencucian Bahan – Petugas mencuci bahan mentah secara higienis di zona terpisah untuk memastikan kotoran dan kontaminan hilang sebelum pengolahan.
- Area Persiapan / Prep Area – Bahan yang sudah bersih dipotong, diolah, dan disiapkan di tengah alur kerja, antara pencucian dan memasak.
- Zona Memasak / Hot Kitchen – Bahan yang sudah siap dimasak ditempatkan di area memasak yang terpisah agar panas dan asap tidak mencemari bahan mentah.
- Zona Penyajian / Plating – Makanan matang ditempatkan di warmer atau area penyajian sebelum didistribusikan, menjaga kualitas dan higienitas.
Alur satu arah ini membantu mencegah kontaminasi silang, meningkatkan efisiensi, dan memastikan setiap sajian tetap aman untuk dikonsumsi.
2. Lingkungan Dapur Sehat Nyaman
Selain itu, ventilasi memadai menjaga suhu tetap stabil serta kelembapan terkendali. Petugas dapat bekerja dengan aman karena pencahayaan cukup, dan mereka mudah membersihkan lantai, dinding, serta saluran agar kebersihan terjaga dan bebas hama.
3. Peralatan Penyimpanan Standar
Semua peralatan menggunakan bahan food grade yang aman, tahan lama, dan mudah dalam perawatan. Lemari pendingin menjaga bahan segar, rak tertutup menyimpan bahan kering agar tetap higienis.Petugas menerapkan prinsip FIFO untuk menjaga kesegaran dan kualitas makanan.
4. Keselamatan Kerja Pelatihan Petugas
Petugas harus memperhatikan beberapa aspek keselamatan kerja di dapur MBG, antara lain:
- Jalur evakuasi jelas dan akses mudah – memastikan semua orang bisa keluar dengan cepat saat terjadi kebakaran atau keadaan darurat.
- Lantai anti-slip – mencegah kecelakaan akibat terpeleset saat bekerja dengan bahan basah atau berminyak.
- APAR (Alat Pemadam Api Ringan) – minimal satu APAR tersedia di lokasi strategis untuk menangani kebakaran kecil.
- Penerangan yang memadai – agar petugas bisa melihat area kerja dengan jelas dan mengurangi risiko kecelakaan.
- Peralatan keselamatan tambahan – seperti sarung tangan tahan panas, celemek, dan penutup kepala agar petugas terlindungi saat memasak.
5. Pengawasan Evaluasi Berkala
Sekolah atau mitra melakukan monitoring rutin terhadap kebersihan, penyimpanan bahan, proses memasak, serta distribusi makanan. Evaluasi berkala menjaga kualitas, mencegah kontaminasi, dan memastikan program MBG berjalan optimal setiap hari.
Kesimpulan
Dapur MBG yang baik bukan hanya berfungsi sebagai tempat memasak, tetapi juga sebagai pusat pengolahan makanan bergizi yang aman dan higienis. Sekolah atau lembaga harus memenuhi syarat penyedia MBG agar setiap proses pengolahan makanan berjalan sesuai standar.
Dengan tata letak tertata, ventilasi memadai, peralatan standar, dan keamanan kerja yang terjaga, proses memasak menjadi lebih efisien. Pelatihan petugas memastikan semua tahap pengolahan dan penyajian mendukung keberhasilan Program Makan Bergizi sekaligus menjaga kesehatan anak-anak secara konsisten.
